Pertemuan Singkat Untuk Selamanya
Kala itu matahari sedang memunculkan sinarnya, di temani dengan udara di pagi hari dan langit yg berganti. Aku berdiri di kesibukan pagi sungguh alam yg indah dan sangat menakjubkan, aku bersiap untuk memulai hari dengan sejuta senyuman yg akan ku beri pada dunia. Ku berjalan menyusuri sebuah taman hanya sekedar menghibur pelipur lara. Di sana terdapat seseorang yg sedang berduduk manis dengan sebuah lantunan lagu yg di dengarnya melalui headphone.
Tak lama dia berjalan ke arah ku, lalu duduk di sampingku entah apa yg dia perbuat? Dia mengarahkan tangannya kepadaku dan sepertinya dia ingin berjabat tangan denganku, lalu ku balas dengan berjabat tangannya dan memberi sebuah senyuman untuknya.
"Kenapa kamu selalu memberi senyuman kepada semua orang?" tanyanya
"Karena aku hanya ingin melihat mereka bahagia dengan senyuman yg aku beri untuk mereka" jawabku
Saat hari itu kita bertemu kembali di tempat biasa, namun kali ini dia tampak berbeda. Kini dia terlihat lebih murung sepertinya terjadi sesuatu pada dirinya. Aku mencoba untuk memulai pembicaraan.
"Kamu kenapa? Kok murung ?" tanya ku ( sambil menengok ke arahnya )
"Tidak, tidak apa-apa" jawabnya (yg masih menekukkan mukanya)
"Tersenyumlah cowo manis, karena lewat senyumanlah kita akan merasa lebih baik"
"Baiklah aku akan tersenyum"
Setelah itu dia menceritakan semua hal yg membuat dia menjadi murung . Tapi setelah itu kami pun tertawa kembali. Dan tak terasa langit sudah berganti menjadi abu yg tertanda sebentar lagi akan turun hujan . Aku pun mengucapkan selamat tinggal kepada cowo manis itu tapi dia malah menarik tanganku dan berkata
"Kau yg telah membuatku tersenyum bahagia dan aku ingin kamu menjadi wanita terakhirku karena hanya kamu yg dapat membuatku nyaman di kehidupan ku saat ini"
Lalu aku terkejut akan kata-kata itu dan aku sempat menoleh ke arah nya untuk sekedar melihat wajah cowo manis itu tapi tak lama hujan pun turun aku pun sama sekali tak menghiraukannya di sanalah kita saling menatap mencari sebuah jawaban arti dari semua ini. Dan aku mengangguk karena aku juga menginginkan dia untuk menjadi lelaki terakhirnya yg dapat membuatnya merasa nyaman dan bahagia.
Tiba-tiba dia memelukku dengan dekapan hangatnya dan membelai rambutku dengan sejuta kasih sayangnya. Dia berbisik
"Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal bila kamu masih ingin menjadi bagian dari hidupku dan aku akan selalu menyayangimu"
"Aku juga akan menyayangimu selalu cowo manis" (sambil memeluknya lebih erat)
Tak lama dia berjalan ke arah ku, lalu duduk di sampingku entah apa yg dia perbuat? Dia mengarahkan tangannya kepadaku dan sepertinya dia ingin berjabat tangan denganku, lalu ku balas dengan berjabat tangannya dan memberi sebuah senyuman untuknya.
"Kenapa kamu selalu memberi senyuman kepada semua orang?" tanyanya
"Karena aku hanya ingin melihat mereka bahagia dengan senyuman yg aku beri untuk mereka" jawabku
Selang beberapa minggu kami semakin dekat ..***
Saat hari itu kita bertemu kembali di tempat biasa, namun kali ini dia tampak berbeda. Kini dia terlihat lebih murung sepertinya terjadi sesuatu pada dirinya. Aku mencoba untuk memulai pembicaraan.
"Kamu kenapa? Kok murung ?" tanya ku ( sambil menengok ke arahnya )
"Tidak, tidak apa-apa" jawabnya (yg masih menekukkan mukanya)
"Tersenyumlah cowo manis, karena lewat senyumanlah kita akan merasa lebih baik"
"Baiklah aku akan tersenyum"
Setelah itu dia menceritakan semua hal yg membuat dia menjadi murung . Tapi setelah itu kami pun tertawa kembali. Dan tak terasa langit sudah berganti menjadi abu yg tertanda sebentar lagi akan turun hujan . Aku pun mengucapkan selamat tinggal kepada cowo manis itu tapi dia malah menarik tanganku dan berkata
"Kau yg telah membuatku tersenyum bahagia dan aku ingin kamu menjadi wanita terakhirku karena hanya kamu yg dapat membuatku nyaman di kehidupan ku saat ini"
Lalu aku terkejut akan kata-kata itu dan aku sempat menoleh ke arah nya untuk sekedar melihat wajah cowo manis itu tapi tak lama hujan pun turun aku pun sama sekali tak menghiraukannya di sanalah kita saling menatap mencari sebuah jawaban arti dari semua ini. Dan aku mengangguk karena aku juga menginginkan dia untuk menjadi lelaki terakhirnya yg dapat membuatnya merasa nyaman dan bahagia.
Tiba-tiba dia memelukku dengan dekapan hangatnya dan membelai rambutku dengan sejuta kasih sayangnya. Dia berbisik
"Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal bila kamu masih ingin menjadi bagian dari hidupku dan aku akan selalu menyayangimu"
"Aku juga akan menyayangimu selalu cowo manis" (sambil memeluknya lebih erat)
Semua berjalan dengan apa adanya hingga kami bersatu dalam keridhoan Nya dan kami di pertemukan oleh pertemuan singkat untuk selamanya sebagai sepasang insan untuk cinta terakhirnya***
bagus2 kreatif..saya dukung..
BalasHapus